Apa Agama Mayoritas Di Iran? Fakta Dan Sejarah
Iran, sebuah negara yang kaya akan sejarah dan budaya, seringkali menjadi sorotan dunia. Salah satu pertanyaan umum yang muncul adalah, apa agama mayoritas di Iran? Untuk memahami lanskap keagamaan di Iran, kita perlu melihat lebih dalam sejarah, demografi, dan pengaruh politik yang membentuk keyakinan masyarakatnya. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang agama mayoritas di Iran, serta agama-agama minoritas yang juga memiliki peran penting dalam masyarakat Iran.
Islam Syiah: Agama Mayoritas di Iran
Islam Syiah adalah agama mayoritas di Iran, dengan persentase penganut mencapai sekitar 90-95% dari total populasi. Lebih tepatnya, aliran yang dominan adalah Islam Syiah Itsna Asyariyah atau Syiah Dua Belas Imam. Akar sejarah Islam Syiah di Iran sangatlah dalam dan kompleks, dimulai jauh sebelum revolusi Islam tahun 1979. Meskipun mayoritas penduduk Iran adalah Muslim Syiah, penting untuk dicatat bahwa ada juga minoritas signifikan yang menganut agama lain, termasuk Islam Sunni, Kristen, Zoroastrianisme, dan Yudaisme.
Sejarah Singkat Islam Syiah di Iran
Sejarah masuknya Islam di Iran dimulai pada abad ke-7 Masehi, ketika pasukan Muslim menaklukkan wilayah Persia. Awalnya, mayoritas penduduk Persia memeluk Islam Sunni. Namun, seiring berjalannya waktu, pengaruh ajaran Syiah mulai menyebar, terutama melalui para ulama dan pedagang yang datang dari wilayah lain. Pada abad ke-16, Dinasti Safawi menjadikan Islam Syiah sebagai agama negara, mengubah lanskap keagamaan Iran secara permanen. Keputusan ini memiliki implikasi politik dan sosial yang mendalam, membentuk identitas nasional Iran yang kuat berdasarkan ajaran Syiah.
Dinasti Safawi memainkan peran kunci dalam menyebarkan dan mempromosikan ajaran Syiah di seluruh wilayah Persia. Mereka mendukung pembangunan masjid dan madrasah, serta mendanai kegiatan keagamaan dan pendidikan. Para ulama Syiah diberi posisi penting dalam pemerintahan dan masyarakat, yang semakin memperkuat pengaruh mereka. Selain itu, Dinasti Safawi juga berusaha untuk menekan ajaran Sunni, yang menyebabkan konflik dan ketegangan antara kelompok-kelompok agama yang berbeda. Meskipun demikian, Islam Syiah berhasil menjadi agama dominan di Iran, dan terus menjadi bagian integral dari identitas nasional Iran hingga saat ini. Perkembangan ini tidak hanya mengubah wajah keagamaan Iran, tetapi juga mempengaruhi hubungan politik dan budaya dengan negara-negara tetangga yang mayoritas Sunni.
Pengaruh Revolusi Islam 1979
Revolusi Islam tahun 1979, yang dipimpin oleh Ayatollah Khomeini, membawa perubahan besar dalam kehidupan beragama di Iran. Revolusi ini mendirikan Republik Islam Iran, sebuah negara teokratis yang berdasarkan pada prinsip-prinsip Syariah Islam. Sejak saat itu, Islam Syiah menjadi landasan ideologi negara, mempengaruhi semua aspek kehidupan politik, sosial, dan budaya. Pemerintah Iran secara aktif mempromosikan ajaran Syiah, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Hal ini dilakukan melalui berbagai cara, termasuk pendidikan, media, dan dukungan terhadap kelompok-kelompok Syiah di negara lain. Revolusi Islam juga meningkatkan kesadaran dan identitas Syiah di kalangan Muslim di seluruh dunia, dan Iran menjadi pusat spiritual dan politik bagi banyak Muslim Syiah.
Namun, kebijakan pemerintah Iran juga menuai kritik dari berbagai pihak. Beberapa kritikus berpendapat bahwa pemerintah Iran terlalu otoriter dan represif, terutama terhadap kelompok-kelompok minoritas dan perbedaan pendapat. Selain itu, ada juga kekhawatiran tentang peran Iran dalam konflik regional, terutama dukungannya terhadap kelompok-kelompok militan Syiah di negara-negara seperti Lebanon, Suriah, dan Irak. Meskipun demikian, pengaruh Revolusi Islam terhadap lanskap keagamaan di Iran dan di seluruh dunia tidak dapat disangkal. Revolusi ini telah mengubah cara Islam dipraktikkan dan dipahami, dan terus menjadi sumber kontroversi dan perdebatan hingga saat ini.
Agama Minoritas di Iran
Selain Islam Syiah, terdapat juga agama-agama minoritas yang diakui di Iran, meskipun dengan berbagai batasan dan tantangan. Beberapa agama minoritas utama di Iran antara lain:
- Islam Sunni: Meskipun merupakan minoritas, terdapat sekitar 5-10% Muslim Sunni di Iran, terutama di wilayah perbatasan seperti Kurdistan, Balochistan, dan Turkman Sahra. Mereka memiliki masjid dan sekolah sendiri, tetapi seringkali menghadapi diskriminasi dan pembatasan dalam beribadah dan berekspresi.
 - Kristen: Kristen memiliki sejarah panjang di Iran, dengan komunitas Armenia dan Asiria yang telah ada selama berabad-abad. Mereka memiliki gereja dan sekolah sendiri, tetapi juga menghadapi berbagai tantangan, termasuk pembatasan dalam pembangunan gereja baru dan penyebaran agama.
 - Zoroastrianisme: Zoroastrianisme adalah agama kuno yang berasal dari Persia. Meskipun jumlah penganutnya kecil, mereka masih memiliki tempat ibadah dan merayakan festival keagamaan mereka. Pemerintah Iran mengakui Zoroastrianisme sebagai agama minoritas yang dilindungi, tetapi mereka juga menghadapi diskriminasi dan pembatasan.
 - Yudaisme: Komunitas Yahudi di Iran adalah salah satu yang tertua di dunia. Mereka memiliki sinagoga dan sekolah sendiri, tetapi juga menghadapi berbagai tantangan, termasuk pembatasan dalam berimigrasi dan berpartisipasi dalam kehidupan politik.
 - Baha'i: Agama Baha'i adalah agama monoteistik yang lahir di Iran pada abad ke-19. Namun, agama ini tidak diakui oleh pemerintah Iran dan pengikutnya seringkali menghadapi penganiayaan dan diskriminasi.
 
Tantangan dan Pembatasan bagi Agama Minoritas
Agama-agama minoritas di Iran menghadapi berbagai tantangan dan pembatasan dalam menjalankan keyakinan mereka. Beberapa tantangan utama meliputi:
- Diskriminasi: Agama minoritas seringkali menghadapi diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pekerjaan, pendidikan, dan perumahan.
 - Pembatasan Kebebasan Beribadah: Agama minoritas seringkali menghadapi pembatasan dalam membangun tempat ibadah baru, merayakan festival keagamaan, dan menyebarkan agama mereka.
 - Penganiayaan: Dalam beberapa kasus, anggota agama minoritas mengalami penganiayaan, penangkapan, dan bahkan pembunuhan karena keyakinan mereka.
 - Pembatasan Politik: Agama minoritas seringkali menghadapi pembatasan dalam berpartisipasi dalam kehidupan politik dan memegang jabatan publik.
 
Upaya untuk Meningkatkan Toleransi Beragama
Meskipun ada banyak tantangan, ada juga upaya untuk meningkatkan toleransi beragama di Iran. Beberapa upaya ini meliputi:
- Dialog Antaragama: Beberapa organisasi dan tokoh agama berusaha untuk mempromosikan dialog antaragama untuk meningkatkan pemahaman dan toleransi antara kelompok-kelompok agama yang berbeda.
 - Reformasi Hukum: Beberapa aktivis dan pengacara berusaha untuk mereformasi hukum yang diskriminatif terhadap agama minoritas.
 - Pendidikan: Beberapa sekolah dan universitas berusaha untuk memasukkan pendidikan tentang agama-agama yang berbeda dalam kurikulum mereka.
 - Advokasi Internasional: Beberapa organisasi internasional dan pemerintah asing berusaha untuk menekan pemerintah Iran untuk meningkatkan perlindungan terhadap hak-hak agama minoritas.
 
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, agama mayoritas di Iran adalah Islam Syiah, khususnya aliran Itsna Asyariyah atau Syiah Dua Belas Imam. Agama ini memiliki sejarah panjang dan mendalam di Iran, dan memainkan peran penting dalam identitas nasional dan politik negara tersebut. Selain Islam Syiah, terdapat juga agama-agama minoritas seperti Islam Sunni, Kristen, Zoroastrianisme, Yudaisme, dan Baha'i, yang meskipun menghadapi berbagai tantangan dan pembatasan, tetap memiliki peran penting dalam masyarakat Iran. Upaya untuk meningkatkan toleransi beragama terus dilakukan, meskipun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan bagi semua kelompok agama di Iran.
Memahami lanskap keagamaan di Iran adalah kunci untuk memahami kompleksitas politik, sosial, dan budaya negara ini. Dengan menghargai keragaman agama dan berupaya untuk meningkatkan toleransi, kita dapat membangun jembatan pemahaman dan kerjasama antara Iran dan dunia luar.